Powered By Blogger

Selasa, 18 November 2008

SEJARAH MASJID LAUTZE

Siar Islam di Lautze

Ibarat langit dan bumi, etnis Arab dan Tionghoa secara budaya sulit dipertemukan. Namun dalam Islam mereka bisa melebur. Masjid Lautze tidak ada bedanya dengan masjid yang dibangun etnis Arab atau yang lainnya. Kendati secara fisik, bangunannya sangat berbeda. Masjid Lautze menjadi kebanggaan minoritas keturunan Tionghoa yang beragama Islam.

Masjid yang luasnya sekitar 100 meter persegi ini berada di Jalan Lautze, di Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sepintas memang tidak ada bedanya dengan ruko. Awalnya memang begitu. Masjid Lautze ini pertama kali difungsikan pada tahun 1991 dengan menempati sebuah ruko sewaan, hingga tidak heran tidak ada kubah atau beduk.

Masjid ini didirikan Haji Karib Oei, dengan bantuan mantan Presiden BJ Habibie yang tujuannya untuk siar Islam dikalangan keturunan Tionghoa. Bila kita memasuki bagian dalam, akan terasa suasana masjid yang sebenarnya. Warna khas Tionghoa dan Islam mengelubur menjadi satu, sehingga perbedaan budaya begitu tajam seolah menyatu dan ada pembauran.

Masjid Lautze bisa menampung sekitar 200 jamaah dan ketika bulan Ramadhan tiba denyutnya sangat terasa. Pendiri Masjid ini, Karim Oei, yang dikenal akrab bergaul dengan Presiden I Ir. Soekarno, memang menginginkan pembauran antara 2 etnis, Tionghoa dan pribumi dalam 1 nafas Islam.

Selama bulan suci Ramadhan, Masjid Lautze ini semarak dengan kegiatan keagamaan, seperti sholat berjamaah, tadarus, Al Qur'an dan diskusi tentang Islam. Puluhan warga Tionghoa yang memeluk Islam berbaur dengan warga pribumi di masjid ini.

Masjid ini juga menjadi saksi dari sebagian warga Tionghoa yang melantunkan 2 kalimat syahadat, ketika memilih, memeluk agama Islam, seperti yang dialami Andri. Ia tadinya bernama Yong Ju, kini memutuskan untuk dijalan yang ditunjukkan Nabi Muhammad.

Masjid Lautze selama ini diperkirakan sudah meng-Islamkan 1000 warga keturunan Tionghoa, baik dari Jakarta maupun daerah lain. Dan Masjid Lautze belum lama berdiri, namun menjadi bangunan penting bagi siar Islam dan pembauran antara etnis keturunan Tionghoa dan pribumi.

Tidak ada komentar: